Label

Home (6) Me (2) Show (1) Travelling (4)

Rabu, 12 Maret 2014

Ramayana Ballet, Sendratari Ramayana : Rama-Shinta, War for Love


Landscape Panggung Pagelaran Sendratari Ramayana

Assalamu'alaikum,
Hai,
Minggu ke-2 bulan Oktober 2013, lagi-lagi saya pergi ke Jogjakarta untuk kesekian kalinya. Saya yakin sebagian besar orang pernah ke sana, dan saya lebih yakin lagi, orang yang kesana pasti pernah menjejakkan kaki di Jalan Malioboro yang ramai sesak dan penuh barang setipe yang bisa dibeli dengan metode tawar-menawar.


Deliciusooo.... Cheapooo... Kenyangooo...


Padahal, pada malam hari tanggal tertentu, sekitar 40-60 menit dengan bus TransJogja trayek 1A hanya dengan Rp 3.000 ke arah timur dari Jl Malioboro tersebut ada pesona lain dari Jogja. Tanpa tawar-menawar, dijamin memuaskan dan tidak akan menyesal. Ramayana Ballet atau dalam bahasa setempat disebut Sendratari Ramayana dipertunjukan di ruang terbuka berlatar belakang megahnya Candi Prambanan. Sandratari Ramayana digelar di atas panggung persegi dikelilingi kursi-kursi dari batu disusun layaknya kursi bioskop. Latar belakang mistisnya Candi Prambanan dan lighting yang apik, membuat pertunjukan sangat "dapet feel-nya". Layaknya pertunjukan dalam gedung, tiket dijual dalam beberapa kategori dengan harga bervariasi. (cari data harga tiket, lokasi dan keuntungannya). Tiket juga bisa dipesan by phone jauh sebelum sendratari dipentaskan. Hal yang sangat menyenangkan saya alami sebelum menyaksikan pertunjukan ini. Saya sudah booking jauh hari untuk tiket kelas II dengan harga Rp 100.000. Tapi pada saat saya datang, tiket kelas II entah bagaimana, sudah habis terjual. Dengan budget seorang backpacker, munculah keberanian untuk complain "Mbak, saya kan dah pesan untuk kelas II dari jauh-jauh hari, katanya bisa?? Kok tiba-tiba saya dah sampai sini tiketnya habis? apa gunanya saya booking lewat telepon?" setelah berdiskusi (mungkin) dengan supervisornya, saya diberi tiket bertuliskan S II (Kelas II) dengan harga kelas II, tetapi saya "diletakkan" di bangku kelas I. Assseeeekkk.... 

Seat kelas I, Harga Kelas II
 
Setelah duduk di atas kursi batu dengan hidung terkembang puas, pertunjukan dimulai. Ramayana Ballet diawali dengan sambutan hangat dari 2 orang pembawa acara (atau mungkin narator) yang menyampaikan pengantar cerita dalam 2 bahasa, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Tidak perlu khawatir tidak mengerti apa isi cerita Ramayana Ballet, karena sang narator memberikan sinopsisnya lengkap sampai dengan akhir ceritanya. Benar-benar pertunjukan yang sama sekali tidak menimbulkan rasa penasaran.... hehehhe...

Mengisahkan tentang cinta paling romantis di dunia pewayangan, Rama-Shinta yang cintanya tumbuh dan makin mesra di atas peperangan antar-negara. Benar-benar cinta yang tidak sederhana dan panas (karena negara Alengka dibakar habis oleh Anoman, hehehe...). Tembakan panah sang Rama selalu tepat sasaran, begitu pula panah cintanya (hehehe...). dan sang Bidadari Pewayangan Shinta menari dengan sangat lemah lembut. Meskipun tidak bisa melihat wajahnya, aura cantik dan lembutnya Shinta terlihat dari gerak gerik tubuhnya yang lemah gemulai mengikuti iringan gamelan. Rama juga tidak kalah gagahnya. Rahwana tidak kalah jahatnya, dan Anoman tidak kalah lincah dan beraninya sampai-sampai dia membakar negara Alengka. Cerita lengkapnya bisa dibaca disini.
Jajaran Pemain....

 Pertunjukan Ramayana Ballet dipentaskan secara indor dan outdor, untuk indor dipentaskan di Purawisata dekat dengan Malioboro dan dipentaskan hampir setiap malam. Berbeda dengan Ramayana Ballet yang dipentaskan outdor, pertunjukan hanya ada di tanggal tertentu, itupun tidak selalu lengkap 4 babak. Forrtunately, pada saat saya datang, Ramayana Ballet dipertunjukkan lengkap 4 babak. jadi, sekali main, cerita selesai sampai dengan kembalinya Shinta kedalam pelukan Rama (Ciieee...). Sendratari Ramayana dimainkan oleh puluhan penari-penari. Penari-penarinyanya semua tampan dan cantik, menari dengan gagah, luwes dan lemah gemulai full aksesoris dan make up khas untuk penari Jawa. Entah siapa koreografernya. Tapi pertunjukkan sendratari ramayana sangat menawan dalam pembawaannya. Gerakan tari, tata letak penari, akan berbeda dan sangat pas dengan situasi yang diciptakan. Tanpa melihat raut wajah pemain, hanya dengan melihat gerakan dan cara bergerak penarinya, saya yakin sebagian besar penonton paham bahwa Shinta-Rama sedang bermesraan, bahwa Shinta sedang sedih, bahwa Rama sedang cemas, bahwa Rahwana sedang marah. Adegan peperangan benar-benar tidak mengandung unsur kekerasan. Ini adalah satu-satunya peperangan yang disajikan dengan gagah, tanpa darah (mungkin karena wayang tidak memiliki darah) dan sangat kewes. Luarrrrr biasa... 

Between Rama & Shinta...

HIGHLY RECOMMANDED. Something that you have to enjoy before DIE!

1 komentar:

  1. asyeeemmm banget kaka.....so sweeeeettt deh kalo nonton itu sama mas gebetan.terus waktu jalan pulang tiba tiba dia bilang " merit yuuuk?" ahaahhhh...

    gimana perasaannya kaka, waktu pertama dengar dentuman gamelannya??
    *aku adalah belum pernah nonton :D

    BalasHapus