Label

Home (6) Me (2) Show (1) Travelling (4)

Senin, 23 September 2013

PETUALANGAN DI KEPULAUAN SERIBU :1st Destination : Pulau Tidung, Part 1: How to get to Tidung Island...Jakarta to (Not) Jakarta.




Assalamu'alaikum,

Haaaiii... Sebagai anak dari kampung dan "tiba-tiba" "harus" jadi warga Jakarta, saya punya misi untuk mendatangi setiap pulau di Kepulauan Seribu di Utara Jakarta. Misi pertama adalah ke Pulau Tidung salah satu member Kepulauan Seribu. Saya juga kurang tau ada apa dan mau ngapain kesana.

Datang dari seorang teman yang bercerita di depan kelas, Tidung dikatakan sebagai Phuketnya Indonesia. Jadi penasaran kan, browsinglah saya. Kata Mr.Google, disana ada pantai pasir putihnya, ada jembatan cintanya, ada snorklingnya, ada watersportnya, ada saeafoodnya, dan ada penduduknya (ya iyalaaahh). Yup sekarang saya tau ada apa di Tidung tapi masih belum memutuskan mau ngapain disana.

OK, pulau tujuan dikunci. Bermodal nekat, hari Jumat malam, saya nanya sama teman sekosan transportasi ke Tidung. Tidak begitu peduli nanti bagaimana tidur dan makan di Tidung, yang penting saya berangkat dan sampe dulu di sana. Sabtu pagi bulan Ramadhan tahun 2013 pukul 04.30 saya berangkat naik bajay ke Stasiun Manggarai, naik KRL tujuan Jakarta Kota, dari situ bisa naik angkutan umum dengan urutan bis-angkot-odong2. Tapi karena sedang diburu waktu keberangkatan kapal, saya naik taksi ke Pelabuhan Muara Karang, sekitar pukul 07.30, agak terburu-buru karena kapal hampir berangkat, saya beli tiket (Rp45.000). Yup itu kapal kayu semacam kapal nelayan "2 lantai" dengan lantai atas yang sangat rendah sampai jalanpun harus jongkok.

Entah berapa orang penumpangnya, dari berbagai usia, profesi, suku, dan ras (hehehe), yang jelas penumpangnya banyak. Sampai saya juga harus duduk diluar, di ekor kapal, beralaskan pelampung...Empuuukk (penggunaan pelampung seperti itu adalah tidak benar).

Keluar dari pelabuhan, membelah Teluk Jakarta. Khasnya Kota Jakarta pun sampai terbawa sampai ke Teluknya. Sampah plastik mengapung dimana-mana. Jakarta banget deh. Sempat kurang yakin, "jangan-jangan, repot-repot jalan-jalan ke Tidung, dapet-dapetnya pemandangan-pemandangan sampah bertebar-tebaran (hehehehe...)". Tapi setelah 3 jam perjalanan, jawaban dari rasa penasaran saya adalah Tidak. Tidak perlu khawatir, Tidung tidak seperti Jakarta.  Tidak ada gedung tinggi, tidak ada jalan beraspal, tidak ada mobil, tidak ada macet, tidak berisik, tidak berpolusi, tidak banyak sampah (tapi masih ada), dan tidak ada monas (ya iyalaaah..^^). Berasa "terbang" 3 jam dari Jakarta (bukan berlayar). Berasa bukan di Jakarta.

Mendarat dengan cantik (cieee...) di Pelabuhan Tidung, banyak bentor, hemm atau betor atau bector, intinya, becak yang didorong dengan motor. Jauh dekat (tapi sebenernya dekat semua) Rp 15.000. Saya diantar Pak Bentor-Bernama-Nur, diantar cari penginapan. Banyak losmen dan tak ada hotel berbintang, tapi saya lebih memilih rumah warga biar bisa berbaur jadi warga Tidung sehari. "Jalan utama" di Tidung hanya ada 1, dengan material paving blok, lebar sekitar 2-3 meter. Selebihnya gang-gang kecil saja. Dengan mudah kita bisa bedakan warga asli atau wisatawan. Pada umunya, warga sekitar menggunakan alat transportasi berupa sepeda motor, sementara wisatawan jalan kaki atau bersepeda (tarif sewa sekitar Rp 15.000 entah per apa, yang jelas bukan perjam, karena saya disana 2 hari 1 malam bayarnya tetep segitu).

Penginapan-Rumah-Warga yang direkomendasikan Mas Nur, bertarif Rp250.000, berada di jalan utama, ada 2 kamar, ruang tamu, ruang tengah, dapur, 1 kamar mandi, dan memiliki 1 AC untuk 1 rumah (bukan 1 ruangan). Termasuk murah dan pas untuk menginap semalam saja. Didukung dengan Kedai Seafood-Pinggir-Pantai, sempurnalah untuk saya yang berkantong pas-pasan, tidak suka ribet dan hobi makan. Makasih Mas Nuuur... dari penginapan, naroh tas dan perbekalan, saya diantar ke tempat penyewaan sepeda (biaya antar include di biaya bentor Rp 15.000 tadi). Bertemulah saya dengan si sepeda pinky berkeranjang, berkarat dan bertuliskan nama ownernya dengan pilok. YONO.

to continued.... PETUALANGAN DI KEPULAUAN SERIBU :1st Destination : Pulau Tidung, Part 2: Laut vs Ramadhan.... untung ada Jembatan Cinta!!


Selasa, 27 Agustus 2013

Saya Suka Jalan-Jalan Kemana Saja



What's the picture saying? : "Muter-muter kemana-mana sama temen-temen jamannya kuliah"



Assalamu'alaikum,
Hai..!!
OK, saya sangat suka jalan-jalan. Hampir ke semua tempat. Situs bersejarah, pantai, gunung, kota, desa, mall, pasar tradisional, sungai, danau, taman bermain, taman kota, dufan, hmm... what else? hampir semuanya. Saya belum pergi ke banyak tempat, karena saya dari kota kecil (Banyumas, Jawa tengah) yang ga banyak info wisata dari daerah lain kecuali daerahnya sendiri, karena budget (hehehe...) dan karena kurang nekad (dulu). Tapi hampir semua "jenis" tempat saya sudah pernah cicipi. Dari nge-camp di pos 7 pendakian Gunung Slamet terus paginya "muncak", atau bersepeda di Pulau Tidung dan melakukan dry-snorkling (melihat keindahan laut tanpa harus basah, well, istilah saya sendiri). saya pernah wisata hukum (Nusakambangan The Prisoner Island) dan wisata budaya just like candi-candi di Jogja dan Dieng, museum-museum di Pekalongan dan Banyumas, pertunjukan budaya di Bali, dll. Dari iseng nontong Bola yang ga ada 1 pun pemainnya yang tau, sampai dengan iseng nonton di studio TV biar eksis sebagai penonton di layar kaca (gyahaha). yaaah, once more, uplek-uplek di kampung sendiri dulu (yang ternyata masih banyak yang belum terjelajahi).

Saya belum kemana-mana. Dari "brojol" sampe umur segini (???) saya hanya uplek-uplek di Jawa dan sekitarnya. Now, setelah pindah kerja dan pindah domisili (Jakarta), sudah agak-agak bisa kemana mana.
So, let me show (a.k.a pamer) where my feet go.